Wahai adam yang
Allah anugerahkan untukku
Betapapun aku pernah
merasa jauh
Bukan, bukan
karena kita sering bertengkar
Bukan, bukan
karena kita saling tak menyapa
Ketahuilah
Saat tak ada
kabar darimu
Diskomunikasi
hingga begitu emosi
Tahukah kau bahwa
aku begitu merindu
Egoku kian
menggebu
Wahai adam yang
Allah anugerahkan untukku
Betapapun aku
selalu mendoakanmu
Semoga semangat
dan sehat selalu
Hanya pada Rabb
Yang Maha Tahu
Maka yakinkan ku
, selalu
Bahwa kau disana
baik-baik saja
Kewajibanmu
padaNya, kau tak lupa
Maka yakinkan ku,
selalu
Bahwa kau
mendoakanku, juga
Kelak kita kan
menyatu dalam mighrab cintaNya
Wahai adam yang
Allah anugerahkan untukku
Betapapun aku
pernah membuat kekhilafan
Aku pernah
membuat mu sangat kesal hingga sangat membenciku
Tapi tahukah kau
Bahwa saat
seperti itulah perhatian tertuju padamu
Bahwa saat
seperti itulah kesabaran tertuju padamu
Jangan kau
mengindahkanku
Jangan
sekali-kali kau berlaku bengis padaku
Jangan
sekali-kali kau memakiku
Wahai adam yang
Allah anugerahkan untukku
Betapapun aku
menyadari kesalahanku
Betapapun aku
menyesali yang terjadi
Betapapun aku
ingin menjadi yang lebih baik lagi
Tak ingin
mengulangi
Maka bimbinglah
aku dengan segala nasehatmu
Tuntun aku dengan
kelembutan hati dan pikirmu
Semuanya kan baik-baik
saja, yakinkan ku. . .
Wahai adam yang
Allah anugerahkan untukku
Betapapun ada
kalanya aku meragu
Bukan, bukan
karena aku tak mencintaimu
Aku meragu karena
ketakutanku
Ketahuilah
Bahwa cinta ini
tak sempurna, tak abadi
Tatkala kita lupa
pada Ilahi, yang hakiki. . .
Tatkala kita lupa
pada doa
Tatkala kita lupa
pada lafadz-lafadzNya
Wahai adam yang
Allah anugerahkan untukku
Sebelum semua
menjadi murkaNya
Segera mohon
ampun padaNya
Mari rapikan
sajadah dan pecimu
Mari rapikan
rukuk dan sujudmu
Dan akupun ikut
menjadi makmum mu
Rapikan sajadah
dan mukenaku
Rapikan rukuk dan
sujudku. . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar