Bukan aku yang pertama berani mendamba
Untuk meraih dia, rinduan semesta dunia
Tapi katakan padaku, bila sampai beritanya padamu
(katakan sebenarnya padaku, bisikkan sepenuh khidmatmu)
Pernahkah kau sepintas melihat wajahnya yang bercahaya
Dalam apa pun yang terpandang di mata,
Dimanapun kau berada ?
Kucari dia di waktu fajar dan malam hari
Dan ku rentangkan jemari tangan ke cahaya gemintang yang
pucat pasi
Ku tanya laut tentang dia, tetapi tersenyum gelombang
Mendengar suaraku begitu pedih, begitu garang
Di istana demi istana telah kucari dia
Diantara reruntuhan demi reruntuhan telah datang aku
mengembara
Namun di tengah reruntuhan atau di istana kudapati semua
Seperti diriku sendiri juga : gelisah, kacau, buta
Mereka berkata : “Bertaraklah. Adalah dia tersembunyi
Kecuali bagi yang bertarak dan berlaku suci”
Kumatikan segala kegembiraanku dan kulepaskan segala
harapanku
Dan ku renggutkan pula segala kegairahan dari hatiku
Betapa bodoh nasihat mereka itu ! betapa sesat aku ini
Dari kearifan, bila permintaan mereka kupatuhi
Aku pun berbaring, agar aku dapat bermimpi tentang ida
Dan kemudian aku bangkit, mengejek setiap mereka yang
tidur terlena
Dunia mimpi ini bukan semata kegembiraan yang lembut
menawan
Banyak kepedihan disana, dan banyak kecemasan yang mengejutkan
Dan bila aku bermimpikan dia, ku mimpikan sekuntum mawar
Yang belum pernah terpetik tangan, atau sebuah bintang
yang belum pernah terbit bersinar
Dan bila aku terbangun, tak ada apa pun di dalam kamarku
Selain kebodohanku dan igauan kebingunganku
Musim semi berlalu, dia tak juga tampak
Di anak sungai yang menyanyi, di kehijauan yang harum
semerbak
Datang pula musim dingin, namun dia tak juga tertangkap
Dalam guruh yang gemuruh, dalam awan yang menatap
Kukira akan ku temukan dia dalam cahaya kilat
Namun dalam pancarannya yang sekejap, impianku tak pula
terjerat
Kemudian putus asa pun, bagai kabut, menaungkan
bayang-bayangnya padaku
Dan mengepungku, dan sama sekali melibatku
Jiwaku meratap, hancur dilindas cemas dan duka
Maka dalam air mataku terpandang dia dan teraba
Dan begitulah aku tahu, ketika sudah terlambat ku ketahui
ini
Bahwa dia yang kucari selama ini ada dihatiku sendiri
# Ilya Abu Madi
Libanon